Senin, 10 Februari 2014

Pada artikel kali ini, kita akan membahas mengenai Uji Hipotesis, yang mana uji tersebut banyak dipakai pada saat penelitian yang dilakukan dalam penyusunan Skripsi, Tesis maupun penelitian lainnya.
Hipotesis dapat didefinisikan sebagai pernyataan mengenai sesuatu yang perlu diuji kebenarannya. Untuk mengetahui kebenaran pernyataan tersebut, perlu dilakukan penelitian dan analisis. Pada kenyataannya, sebagian besar penelitian dilakukan menggunakan sampel. Dengan begitu, data hasil pengukuran sampel akan digunakan untuk menyimpulkan kebenaran suatu hipotesis.

Menghitung Uji Hipotesis Rata-rata Secara Manual dan SPSS


KESIMPULAN
HIPOTESIS
BENAR
SALAH
TOLAK
Kesalahan Type I
Tepat
TERIMA
Tepat
Kesalahan Type II

Rangkaian proses sebagaimana disebutkan diatas, tidak serta merta dapat memberikan kepastian tentang hakikat benar atau tidaknya suatu hipotesis. Uji hipotesis berdasarkan pengamatan sampel hanya akan memutuskan apakah hipotesis akan diterima atau ditolak. Dengan prosedur seperti itu, seorang peneliti dalam proses pengambilan keputusan akan menghadapi dua kemungkinan kesalahan, yaitu Kesalahan Type I dan Kesalahan Type II.
Tabel diatas memberikan makna bahwa seorang peneliti berharap dapat membuat kesimpulan yang tepat dalam menerima atau menolak suatu hipotesis. Oleh karenanya, dalam melakukan pengujian hipotesis, peneliti tersebut harus memiliki aturan main atau metodologi yang tepat. Salah satu aturan main yang dapat digunakan adalah dengan membandingkan nilai statistik dengan harga parameter yang dihipotesiskan. Jika perbedaan kedua harga ini cukup kecil maka hipotesis diterima, sedangkan jika perbedaan cukup besar maka hipotesis ditolak.
Ha        = Hipotesis Alternatif
Ho        = Hipotesis Nol (nihil)

Selanjutnya kita akan membahas mengenai Uji rata-rata, apa yang dimaksud dengan Uji rata-rata tersebut?
Uji rata-rata dimaksudkan untuk menentukan apakah dugaan tentang parameter suatu populasi didukung kuat oleh informasi sampel atau tidak. Jika sebaran data mengikuti distribusi normal, ukuran sampel yang relatif kecil (n < 30) dan nilai standar deviasi populasi tidak diketahui, kita dapat memakai uji t dengan formulasi/rumus sebagai berikut :
Sedangkan jika distribusi data tidak diketahui, kita harus menggunakan sampel n > 30 sehingga data akan mendekati distribusi normal. Untuk n > 30 dapat menggunakan uji z dengan formula/rumus sebagai berikut :
Contoh kasus :
Sebuah Grossir menerima kiriman kaleng sereal dari sebuah supplier. Menurut informasi yang diterima dari pihak supplier, berat kaleng rata-rata adalah 16 gr. Pihak grossir tidak serta merta percaya lalu melakukan pengujian terhadap 10 sampel kaleng sereal secara acak sebelum menerima kiriman barang dalam mobil box pengangkutnya. Berikut data hasil pengamatan 10 sampel pada suatu hari kiriman barang.

Nomor Sampel
Berat Sereal (gr)
1
14,42
2
17,23
3
15,84
4
14,46
5
16,78
6
16,02
7
16,44
8
15,69
9
15,88
10
17,26

 Lakukan analisis untuk menguji apakah hasil pengujian berat kaleng sereal yang dilakukan oleh pihak grossir sama dengan keterangan pihak supplier?
1.      Formulasi hipotesisnya
Ho : X = µo
Ha : X = µo
Dimana µo = 16
2.      Hitung rata-rata sampel
 
3.      Hitung nilai standar deviasi sampel
4.      Hitung nilai t
5.      Tentukan nilai t tabel
Dengan menggunakan tabel t pada α/2 dan derajat bebas (degree of freedom) (df = n -1). Dengan menggunakan tabel t diperolah nilai t tabel adalah 2,262157

 Tabel t
Menghitung Uji Hipotesis Rata-rata Secara Manual dan SPSS

6.      Penentuan kriteria uji
Langkah selanjutnya adalah kita harus membandingkan nilai t hitung dengan t tabel.
Jika t hitung > t tabel, maka Ho ditolak, artinya nilai rata-rata yang diharapkan berbeda dengan nilai rata-rata pengukuran sampel. Demikian sebaliknya, jika t hitung < t tabel maka Ho diterima atau dapat dikatakan rata-rata yang dibandingkan adalah sama.

Menghitung Uji Hipotesis Rata-rata Secara Manual dan SPSS

7.      Pengambilan keputusan
Berdasarkan tabel t diketahui t(0,05/2, 10-1) adalah 2,262157, karena nilai t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa berat kaleng sebesar 16 gr sebagaimana dikatakan pihak supplier tidak berbeda nyata dengan hasil pengukuran menggunakan sampel oleh pihak grossir.

Perhitungan manual versi II
Metode ini dilakukan dengan mencari Confident Interval of Difference (CID), yaitu selisih dua rata-rata yang dibandingkan. Rumus nilai CID adalah sebagai berikut :
Langkah penyelesaian ;
1.      Hitung nilai standard error
2.      Tentukan tabel t
3.      Hitung CID
(16,002 - 16) – 2,26216 * 0,3145890 D (16,002 – 16) + 2,26216 * 0,3145890
– 0,70965 D 0,71365
4.      Kriteria Uji
Jika dalam CID terdapat Nol berarti Ho diterima dan Ha ditolak, sebaliknya jika dalam CID tidak terdapat nilai nol berarti Ho ditolak dan Ha diterima
5.      Pengambilan keputusan
Karena nilai interval CID di dalamnya terdapat nilai nol, maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima, artinya pada tingkat keyakinan 95%, rata-rata pengukuran sampel oleh pihak grossir tidak berbeda nyata dengan dengan keterangan dari pihak supplier.


Penyelesaian dengan SPSS 
1.      Buat variabel Berat pada variable view
2.   Pada data view, ketik nilai pengamatannya dengan nilai 14,42, 17,23 s/d 17,26 seperti pada gambar dibawah ini :
Menghitung Uji Hipotesis Rata-rata Secara Manual dan SPSS

3.     Pada menu Analyze pilih Compare Means > One Sample T Test seperti berikut :

Menghitung Uji Hipotesis Rata-rata Secara Manual dan SPSS


4.      Maka setelah proses tersebut dilakukan akan muncul tampilan sebagai berikut :
Menghitung Uji Hipotesis Rata-rata Secara Manual dan SPSS

Pindahkan variabel ke sebelah kanan dan pada test value isi dengan nilai 16, kemudian klik tombol option isi Confident Level dengan 95
Menghitung Uji Hipotesis Rata-rata Secara Manual dan SPSS

Klik tombol Continue dan klik OK, maka akan tampil report SPSS sebagai berikut :

One-Sample Statistics

N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
Berat
10
16.0020
.99482
.31459

One-Sample Test

Test Value = 16                                     

t
df
Sig. (2-tailed)
Mean Difference
95% Confidence Interval of the Difference

Lower
Upper
Berat
.006
9
.995
.00200
-.7096
.7136


5.   Hasil perhitungan SPSS sama dengan perhitungan manual, dimana nilai mean menyatakan rata-rata sampel X = 16,002 dengan standard error Sx = 0,31459.
Nilai t hitung = 0,006 nilai p(t) = 0,995 dan CI Difference sebesar 0,7096 D ≤ 0,7136.
6.      Pengambilan keputusan
Karena CID melewati titik nol maka rata-rata yang dibandingkan adalah tidak signifikan atau Ho diterima.
Selain menggunakan t hitung dengan tabel t dan CID, kita juga dapat menggunakan sig of (t two tail) yang sebenarnya merupakan luas daerah dibawah kurva yang dibatasi oleh –t dan t. Seperti pada gambar dibawah ini
Menghitung Uji Hipotesis Rata-rata Secara Manual dan SPSS

7.      Dari gambar diatas diketahui bahwa nilai sig of (t two tail) adalah nilai probabilitas dibawah kurva normal yang dibatasi oleh nilai t hitung p(t). Jika nilai sig > α maka Ho diterima dan Ha ditolak. Sebaliknya jika sig α maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Karena nilai p(t) lebih besar dari α (0,05 ) maka nilai ini berada pada wilayah terima Ho. Dengan demikian, Ho diterima dan Ha ditolak. Atau dapat disimpulkan bahwa pada tingkat keyakinan 95% nilai pengamatan berat kaleng yang dilakukan oleh pihak grossir sama dengan keterangan dari pihak supplier.

Demikian pembahasan mengenai Uji Hipotesi Rata-rata yang dilakukan secara perhitungan manual dan SPSS, semoga bermanfaat bagi pengunjung blog ini.




17 komentar:

  1. pak,saya mau tanya jika t hitung saya 2,89 maka t tabel nya brpa? jujur saya bukan fak nya matematika

    BalasHapus
  2. t tabel dilihat dari degree of freedom (df) untk kasus diatas dfnya adalah n-1

    BalasHapus
  3. Menentukan alfa dari suatu sampel itu bagaimana ya? Dari contoh diatas, alfanya = 1/2 alfa. Kalo untuk data yang berbeda, bagaimana menentukannya? Terimakasih

    BalasHapus
  4. Mau tanya, bagaimana cara membuat tabel di data view angka di belakang koma tidak hanya 0 contohnya 14,56 di SPSS saya berubah menjadi 14,0. bagaimana cara memunculkan angka tersebut?

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kalau d belakang koma di lihat dari desimal nya d rubah ke angka 2 dan menulis tanda nya tidak pakai koma tapi titik

      Hapus
  5. Anda Kebingungan Dan Kesulitan Menyelesaikan Skripsi, Tesis, Disertasi
    Karena Pusing Mikirin Olah Data Analisis Statistika Dengan SPSS, AMOS
    LISREL, EVIEWS, SMARTPLS, DEA
    Serahkan Dan Percaya Kepada Kami.
    Kami Siap Bantu Anda.
    Olah Data Semarang (Timbul Widodo)
    WA : +62 852-2774-6673
    IG : olahdatasemarang

    BalasHapus
  6. Mau tanya kalo hitungan manual sama yang di spss berbeda itu bagaimana ya ?

    BalasHapus
  7. Dan kalo nilai sig 2tailed 000 apakah ada kesalahan atau gimana ? Dan kesalahan ada dimananya mohon bantuan pencerahannya gan 🙏🙏

    BalasHapus
  8. mau nanya cara munculin grafiknya gimana ya? trima kasih.

    BalasHapus
  9. Mau tanya pak, kalau hasil uji t hitung saya -0.159 dan t tabel 1.662 terdapat pengaruh atau tidak ya? Tanda minusnya diabaikan atau tetap disertakan? Trimakasih..

    BalasHapus
  10. Olah Data Semarang Khusus Untuk Olah Data Frontier 4.1, DEAP 2.1
    SPSS, AMOS, LISREL, EVIEWS, SMARTPLS, Software R
    WA : +6285227746673
    IG : @olahdatasemarang

    BalasHapus
  11. maaf mau bertanya sumber bacaan ttg t test apa ya?
    terima kasih banyak

    BalasHapus
  12. Assalamualaikum pak mau tanya jika t hitung saya 0,499 t tabel saya berapa?
    Dimohon jawabnnya yah pak
    Terima kasih

    BalasHapus
  13. Maaf mau bertanya 0,994818 itu dapat dari mana ya soalnya waktu di jumlah atas 0,01/10-1

    BalasHapus
  14. hallo,,, masih aktif?
    itu cata menentukan convidence interval bagaimana ya?

    BalasHapus
  15. Hitungan manual ,excel,dan spss tidak sesuai
    Kalau boleh tau masalahnya dimana pak ?

    BalasHapus
  16. Sumber referensi nya dari buku apaya??

    BalasHapus

Design by Yopi Hidayatul Akbar | Blogger Theme by Yopi Hidayatul Akbar